Cincin Api
Cincin Api Pasifik atau Lingkaran Api Pasifik (bahasa Inggris: Ring of Fire) adalah daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Daerah ini berbentuk seperti tapal kuda dan mencakup wilayah sepanjang 40.550 km. Daerah ini juga sering disebut sebagai sabuk gempa Pasifik.
Sekitar 90% dari gempa bumi yang terjadi dan 81% dari gempa bumi terbesar terjadi di sepanjang Cincin Api ini. Daerah gempa berikutnya (5-6% dari seluruh gempa dan 17% dari gempa terbesar) adalah sabuk Alpide yang membentang dari Jawa ke Sumatra, Himalaya, Mediterania hingga ke Atlantika. Berikutnya adalah Mid-Atlantic Ridge.
Gempa bumi adalah momok yang mengerikan. Bayangkan, dalam satu abad, korban jiwa akibat bencana ini diperkirakan menelan 3,6 juta korban jiwa. Belum lagi kerugian material.
Namun, sebuah studi baru mengungkapkan, gempa bumi bisa mengubah air menjadi emas. Ini seperti cerita-cerita dari buku fiksi ilmiah. Tapi kejadian ini benar-benar terjadi.
Bagaimana itu bisa terjadi?
Kandungan emas telah tersimpan di dalam perut bumi selama milyaran tahun, dan manusia melakukan pencarian dengan bantuan gelombang seismik.
Namun, terjadinya gempa bumi telah mengguncang bebatuan emas. Memisahkan bebatuan itu menjadi beberapa bagian, dan memungkinkan beberapa bagian menguap menjadi cairan.
Menurut Jurnal New Scientist, para ahli geologi telah lama mengetahui emas terbentuk dari sebuah mineral yang kaya kandungan air. Mineral itu mengalir di bawah tanah akibat dari retakan gempa bumi, kemudian menyatu dengan kandungan emas.
Studi terbaru ini menunjukkan bahwa perubahan tekanan yang terjadi akibat gempa bumi telah membantu mineral itu mengalir menuju retakan-retakan batuan di bawah perut bumi.
Menurut Dion Weatherley, ahli geofisika di University of Queensland di Australia, yang menjadi kepala penelitian, dengan menggunakan beberapa model, para peneliti mampu menentukan mekanisme kuantitatif yang menghubungkan emas dan mineral.
"Gempa bumi telah membuka banyak celah di dalam perut bumi, kemudian dari celah itu muncul emas yang menguap. Pada akhirnya mineral mengalir di celah itu dan telah membawa kandungan emas," kata Weatherley, dilansir dari Science World Report, 18 Maret 2013.
Ia menjelaskan, cairan mineral yang kaya kandungan emas itu dapat dengan cepat menjadi zat padat. Itu terjadi karena penurunan suhu yang begitu cepat. "Tekanan udara telah membuat cairan menguap dan meninggalkan sebuah emas," jelasnya.
Emas yang terbentuk dari cairan mineral setelah terjadi gempa bumi tidak begitu banyak. Paling banyak cairan itu membawa satu dari seperjuta elemen yang berharga.
"Namun, zona gempa di kawasan Alpine Fault di Selandia Baru telah berhasil membangun tambang emas selama 100.000 tahun," tutup Weatherley.
Studi ini telah diterbitkan pada tanggal 17 Maret 2013 di Jurnal Nature Geoscience dengan judul Flash Vaporization during Earthquakes Evidenced by Gold Deposits. (eh)